Resume Artikel Ilmiah “A Study of Pan-Sensualism as a Cross-Cultural Form: An Artwork by Jim Supangkat; Ken Dedes (1975)"

 


Artikel berjudul "A Study of Pan-Sensualism as a Cross-Cultural Form: An Artwork by Jim Supangkat; Ken Dedes (1975)" membahas konsep Pan-Sensualisme dalam konteks seni kontemporer Indonesia, khususnya melalui karya Jim Supangkat yang berjudul "Ken Dedes." Studi ini menyoroti bagaimana Pan-Sensualisme tercermin dalam karya tersebut, yang menggabungkan elemen budaya tradisional dan modern. "Ken Dedes" merupakan bagian dari Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (GSRBI) dan melambangkan dialog lintas budaya melalui perpaduan antara bentuk seni tinggi dan seni rendah.

Pan-Sensualisme, istilah yang berakar dari disertasi Yustiono, mengeksplorasi tren seni di Indonesia, terutama di Bandung dan Yogyakarta. Tren ini menunjukkan pergeseran dari elemen-elemen spiritual yang sebelumnya dominan dalam karya seni. Dalam konteks ini, Pan-Sensualisme dilihat sebagai cerminan dari keterbukaan terhadap pengaruh budaya asing serta kritik terhadap komodifikasi budaya selama periode Orde Baru di Indonesia.

Karya "Ken Dedes" memadukan simbol-simbol tradisional, seperti patung Prajnaparamita, dengan elemen budaya populer modern, misalnya penggambaran seorang wanita dalam jeans dengan kancing terbuka. Kombinasi ini menyoroti pertemuan antara budaya tinggi (seni rupa) dan budaya rendah (seni populer atau rakyat). Analisis ikonografi digunakan untuk memahami elemen formal seperti garis, warna, dan bentuk, serta makna simbolisnya dalam konteks budaya dan sosial. Melalui pendekatan ini, "Ken Dedes" dilihat sebagai karya yang mengkritik norma-norma sosial dan terlibat dengan tren budaya global.

Signifikansi "Ken Dedes" terletak pada refleksi kritis terhadap era Orde Baru di Indonesia, di mana terdapat keterbukaan terhadap pengaruh luar, namun di saat yang sama ada kritik terhadap komodifikasi budaya. Karya ini menjadi medium untuk pertukaran lintas budaya dan kritik, menekankan peran Pan-Sensualisme dalam seni kontemporer Indonesia. Jim Supangkat, melalui karyanya, menyampaikan komentar tentang perpaduan dan benturan nilai-nilai tradisional dan kontemporer, menjadikan "Ken Dedes" sebagai simbol dari dialog budaya yang kompleks dan dinamis.

Melalui analisis ini, artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana "Ken Dedes" berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan dialog lintas budaya dan kritik terhadap masyarakat, dengan Pan-Sensualisme sebagai salah satu elemen kunci dalam seni rupa kontemporer di Indonesia. Studi ini menggambarkan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam menafsirkan karya seni dan bagaimana seni dapat menjadi refleksi dari dinamika budaya yang lebih luas.

TUGAS PKMB: Shinta larasati

Komentar